Lapakumroh.com
  • Haji
  • Umroh
  • Miqat
  • Ihram
  • Tips

Masjid Nabawi

9/26/2017

0 Comments

 

Daftar Isi :
Sejarah Masjid Nabawi
Renovasi Masjid Nabawi
Keutamaan Masjid Nabawi
Adab Berziarah ke Masjid Nabawi

Sejarah Masjid Nabawi

Masjid Nabawi merupakan masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah di kota Madinah, setelah Masjid Quba. Masjid Nabawi dibangun pada bulan rabiul awal saat awal kedatangan Rasulallah di Madinah. Lokasi pembangunan Masjid Nabawi sebelumnya berfungsi sebagai tempat menjemur buah kurma yang dimiliki dua anak yatim bersaudara bernama Sahl dan Suhail bin Amr.

Oleh Rasulullah, kemudian tempat ini dirubah fungsinya menjadi masjid sekaligus kediaman beliau. Saat mulai mendirikan Masjid Nabawi, Nabi Muhammad melakukannya dengan cara meletakan batu yang pertama. Setelah itu berlanjut dengan peletakan batu kedua, batu ketiga hingga batu keempat.

Dalam melakukan pekerjaannya ini Rasulullah dibantu oleh para sahabat terdekatnya seperti Umar, Abu Bakar, Ali dan Ustman. Berikutnya pembangunan masjid diteruskan lagi bersama kaum Mujahirin dan kaum Anshar sampai selesai.

Di awal-awal pendiriannya Masjid Nabawi hanya berukuran kurang lebih 50 x 50 meter saja dengan ketinggian atap sekitar 3,5 meter. Dinding pada keempat sisinya dibuat dari batu bata dicampur dengan tanah. Sedangkan bagian atapnya berupa atap dari daun kurma.

Kemudian untuk tiangnya, berbentuk tiang dari batang pohon kurma. Pada era tersebut, sebagian atap dari Masjid Nabawi ini tidak dilengkapi dengan penutup dan terbuka. Ketika malam hari sekitar 9 tahun dari mulai didirikan pertamakali, masjid ini juga tidak memiliki alat penerangan. Ketika waktu sholat Isya tiba, digunakan rumput jerami yang dibakar sebagai penerangnya.

​Pada tahun ketujuh hijriah (628 M) jumlah pengikut Nabi Muhammad atau pemeluk agama Islam di Madinah semakin bertambah sehingga membuat Masjid Nabawi tidak cukup menampung para jamaah. Atas dasar inilah untuk yang pertama kalinya Rasulullah memutuskan memperluas bangunan Masjid Nabawi masing-masing sekitar 20 hasta untuk panjang dan lebarnya.

Dan menurut sejarah salah satu tokoh yang membiaya pembebasan lahan untuk perluasan Masjid Nabawi adalah Utsman bin Affan.

Renovasi Masjid Nabawi dari Masa kemasa

Setelah perluasan pertama pada tahun ketujuh hijriah (626 M) masjid Nabawi terjadi perluasan yang kedua pada masa pemerintahan Umar bin Al-Khotthop pada tahun 17 hijriah (638 M). Perluasan terjadi di sisi sebelah selatan, barat dan utara seluas 1100 meter persegi.

Pada tahun 29 Hijriah (649 M) Utsman bin 'Affan membangun kembali masjid Nabawi dengan batuh dan beliau juga memperluas bagian selatan, barat dan utara sebesar 470 meter persegi.

Pada tahun 88 hijriah (706 M) Khalifah dari bani umayyah Al-Walid bin Abdulmalik merenovasi bangunan masjid Nabawi dan menambah perluasan disisi bagian barat, utara dan timur.

Pada tahun 161 hijriah (777 M) Khalifah Al-Mahdi Al-Abbasi jadilah luas masjid keseluruaan 8890 meter persegi, kemudian bangunan di bangun kembali tanpa disertai perluasan di tahun 654 hijriah (1226 M) karena sisebabkan terjadi kebakaran hebat.

Pada tahun 882 hijriah (1477 M) masjid Nabawi dibangun kembali atas perintah Sultan Al-Mamluki Al-Asyrof Qoytabai. Kemudian terjadi halilintar menyambar menara utama hingga menimbulkan kebakaran yang cukup besar pada tahun 886 hijriah (1481 M). Maka Al-Asyrof memerintahkan agar bangunan masjid di bangun kembali dan diperluas di sisi bagian timur seluas 120 meter persegi dan dibangun baru yang kelima di babur Rohmah.

Pada tahun 1265 hijriah (1848 M) masa pemerintahan Sulthan Ustmani Abdul Majid masjid Nabawi direnovasi dan di sisi bagian utara dibagun sebuah bangunan dua lantai yang luasnya 1293 meter persegi.

Pada tahun 1370 hijriah (1950 M) Raja Abdul Aziz Ali Sau'd membangun kembali dinding masjid dan lantai dalam masjid bagian timur, barat dan utara. Dan masjid ditambah perluasan 6420 meter persegi, dan diadakan bagian pemeliharaan di bagian selatan masjid.

Pada tahun 1405 hijriah (1984 M) Pelayan dua kota suci Raja Fahd bin Abdil Aziz memerintahkan untuk membangun gedung yang terbesar dan termegah dan terluas didalam sejarahMasjid Nabawi. Proyek pembangunan ini memakan waktu sepuluh tahun. Masjid ditambah perluasannya seluas 82.000 meter persegi. Maka jadilah luas masjid mencapai 92.327 meter persegi. Dan dibuat pelataran di luar masjid dan dibangun kamar mandi dan tempat wudu yang bagus. Maka jadilah luas masjid Nabawi keseluruannya adalah 400.327 meter persegi yang bisa menampung lebih dari satu juta jamaah.

Setelah mengalami beberapa puluh kali perubahan dan renovasi, Masjid Nabawi memiliki tampilan seperti yang terlihat seperti gambar dibawah ini;

Masjid Nabawi Tanpak Dari Atas

Keutamaan Masjid Nabawi

Masjid Nabawi mempunyai keutamaan dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh masjid lainnya kecuali Masjidil Haram di Mekah. Berikut dijelaskan di dalam hadist tentang keutamaan masjid Nabawi;

- HR. Bukhari dan Muslim
Picture
Yang artinya:
“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari seribu kali shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram.”

Adab-adab Ziarah ke Masjid Nabawi

Ketika hendak berziarah ke Masjid Nabawi di Madinah ada hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh para jamaah. Beberapa diantaranya:

1. Dalam Keadaan Suci
Ketika akan berziarah atau memasuki Masjid Nabawi pastikan dalam keadaan suci/bersih dan berpakaian yang indah.

2. Mengucap Doa dan Salam
Saat akan masuk ke Masjid Nabawi hendaklah melangkah mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa berikut;
Doa Ketika Masuk Masjid Nabawi
Yang artinya:
"Ya Allah semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu kepada kami"
​Selain itu juga dapat mengucap doa lain seperti berikut;
Doa Ketika Masuk Masjid Nabawi di Madinah
Yang artinya:
"Aku berlindung kepada Alllah Yang Maha agung dengan wajah-Nya Yang Mahamulia dan kekuasaan-Nya yang abadi dari syaitan yang terkutuk"

3. Melakukan Sholat Tahiyatul Masjid
Sholat tahiyatul masjid merupakan sholat yang dilakukan seseorang ketika masuk masjid sebelum duduk. Sholat ini dilakukan sebanyak dua rakaat. Seperti yang diriwayatkan dalam sebuah hadist, Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda,

Yang Artinya:
“Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR. Al-Bukhari no. 537 & Muslim no. 714)

4. Menghindari Perbuatan Syirik
Meskipun secara tidak sadar, tetapi tidak sedikit ada jamaah yang melakukan perbuatan syirik saat berziarah dan berada di Masjid Nabawi. Salah satu contoh dari perbuatan syirik tersebut adalah melakukan ibadah sholat atau berdoa serta mengerjakan amalan lainnya dengan cara menghadap ke makam Rasulullah. Perbuatan seperti ini haram hukumnya.

Jadi saat sholat atau berdoa di Masjid Nabawi, muka dan hati tetap harus dipalingkan kearah kiblat. Selain itu setiap peziarah juga tidak boleh mencari berkah melalui bagian dari Masjid Nabawi seperti dinding, tiang, pintu, tempat imam atau mihrob dan sebagainya.

Kegiatan seperti mencium, menyentuh atau mengusap bagian-bagian tersebut dengan tangan dan indra lainnya merupakan perbuatan syirik dan haram. Jika ada yang sudah terlanjur melakukan perbuatan ini harus secepatnya bertaubat dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

5. Memberi Salam saat melintasi Makam Rasulullah
Ketika beziarah ke Masjid Nabawi dan berkesempatan melintasi makam Rasulullah, berikan ucapan salam kepada beliau. Ucapan salam tersebut sama seperti ketika Nabi Muhammad SAW memberikan salam pada orang-orang yang dimakamkan dalam kuburan Baqi. Dalam hal ini terdapat beberapa jenis bacaan shahih seperti yang diriwayatkan dalam Muslim.

Diantaranya lafazh salam tersebut adalah, ​
Doa Ketika Melintasi Makam Nabi Muhammad di Masjid Nabawi
Yang artinya:
“Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penduduk kampung (barzakh) dari orang-orang mukmin dan muslim. Semoga Allah merahmati orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terakhir di antara kita. Sesungguhnya kami -insya Allah- akan menyusul kalian.”
Kemudian diteruskan lagi dengan pemberian salam kepada kedua sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar bin Khatab dengan ucapan salam yang sama.

6. Ketika Keluar dari Masjid Nabawi
Ketika hendak keluar dari Masjid Nabawi, melangkahlah dengan mendahulukan kaki kiri sambil mengucapkan doa,
Doa Ketika Keluar dari Masjid Nabawi
Yang artinya:
"Ya Allah, curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu Berupa karunia-Mu"
Demikianlah tulisan tentang Masjid Nabawi. Semoga kita semua disegerakan oleh Allah Swt. untuk mengunjunginya baik dalam ritual haji ataupun umroh. Aamiin

[Artikel Lapakumroh.com]
Daftar Isi
Klik Bintang
0 Comments



Leave a Reply.

    www.lapakumroh.com

    Media Informasi Haji & Umroh

    RSS Feed


    FORM KONTAK

    Submit

​LAPAKUMROH.COM "Media Edukasi Haji dan Umrah"
  • Haji
  • Umroh
  • Miqat
  • Ihram
  • Tips