Lapakumroh.com - Wukuf menjadi bagian penting dalam pelaksanaan ibadah Haji yang menandakan puncak ibadah Haji. Wukuf dilaksanakan sehari menjelang hari raya idul adha tepatnya setiap tanggal 9 Dzulhijjah. Ribuan bahkan jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia akan memenuhi segala penjuru padang arafah sejak tergelincirnya matahari hingga fajar pagi menyingsing.
Wukuf dipadang arafah kembali membawa kita bernostalgia untuk mengingat perjumpaan kembali antara Nabi Adam AS dan Hawa, serta berkumpulnya kembali keluarga Nabi Ibrahim AS. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Haji itu adalah Wukuf Di ‘Arafah, maka barangsiapa yang mengetahui (wukuf di ‘Arafah) pada malam ‘Arafah, hingga menjelang terbitnya Fajar dari malam berkumpulnya para jama’ah, maka sungguh hajinya telah sempurna" (HR. Abu Daud dari Abd. Al-Rahman bin Yu’mar al-Dailiy).Dibalik ritual wukuf menyimpan rahasia serta hikmah yang patut kita resapi dan hayati.
Diantara hikmah wukuf yang dapat kita petik pelajarannya adalah mengenai miniatur Padang Mahsyar. Padang Mahsyar adalah alam yang akan kita ketemui setelah kiamat. Padang Mahsyar juga disebut sebagai tempat berkumpulnya manusia pasca kiamat. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam Q.S. Ibrahim ayat 48:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
Artinya:
"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Maha perkasa".
Dibawah terik dan panasnya sinar matahari jutaan umat Islam yang berhaji melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Tidak perduli suku, ras, wilayah dan bangsa semua umat Islam tumpah ruah berkumpul di bawah terik matahari Padang Arafah.
Pada saat wukuf di padang Arafah seluruh umat Islam yang berhaji berdesakan serta mengeraskan suara dengan beragam-ragam bahasa dan berjalan mengikuti kemanapun pimpinan berjalan.
Hal ini tentu menjadi gambaran Padang Mahsyar yang kelak menjadi tempat berkumpulnya umat manusia setelah kiamat. Manusia dikumpulkan di tanah lapang dengan jarak matahari yang hanya diatas ubun-ubunnya. Semua merasa takut dan cemas karena amal ibadahnya, apakah amal perbuatan mereka selama hidup di dunia diterima atau justru ditolak oleh Allah SWT.
Semua umat manusia berkumpul bersama para Nabi dan imam masing-masing. Hal ini sering digambarkan bahwa yang amalnya baik akan bersama golongan yang baik, yang amal ibadahnya buruk akan bersama golongan yang buruk.
Hal ini juga hampir serupa dengan fenomena wukuf di Arafah. Jamaah haji akan berkumpul dengan pembimbing haji, ketua rombongan, ketua regu, ketua kloter, amir al-hajj, sampai berkumpul dengan khatib utama dan Imam utama dalam wukuf.
Namun ada yang menjadi pembeda antara wukuf di Arafah dan Padang Mahsyar. Ketika wukuf di Arafah semua umat Islam yang berhaji berlomba-lomba untuk memanjatkan Do'a sebanyak-banyaknya serta memohon pengampunan kepada Allah karena dihari Arafah banyak sekali faidah serta keutamaan. Sebagaimana Nabi bersabda:
"Tidak ada hari yang lebih banyak pembebasan Allah kepada Hamba-Nya dari neraka melebihi hari Arafah. Sesungguhnya, Allah mendekat (dengan rahmat), kemudian memamerkan kepada malaikat. Allah berkata, apa yang meraka kehendaki akan Aku kabulkan)."(H.R. Muslim, Nomor 436).
Berbeda ketika di Padang Mahsyar semua umat Manusia merasa cemas dan khawatir dengan amal ibadahnya. Ada yang merasa senang karena akhirnya bisa mencapai ujung perjalanan dan berjumpa dengan Allah. Ada pula yang ketakutan dan tidak percaya bahwa telah sampai di Padang Mahsyar. Semua manusia akan dihisab sesuai amal ibadahnya dan pintu pengampunan telah ditutup. Allah berfirman:
Berbeda ketika di Padang Mahsyar semua umat Manusia merasa cemas dan khawatir dengan amal ibadahnya. Ada yang merasa senang karena akhirnya bisa mencapai ujung perjalanan dan berjumpa dengan Allah. Ada pula yang ketakutan dan tidak percaya bahwa telah sampai di Padang Mahsyar. Semua manusia akan dihisab sesuai amal ibadahnya dan pintu pengampunan telah ditutup. Allah berfirman:
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ
Artinya:
"Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram". (QS. Ali Imran Ayat 106).
Penulis : Muhyidin Abdillah - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Dimuat : Tanggal, 27/01/2021