Sebagai mana yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas muslim dengan memiliki antusias yang sangat besar untuk memenuhi rukun islam yang ke-5 yakni pergi ke tanah suci untuk melaksanakan Ibadah Haji.
Dengan demikian, setiap tahunnya jamaah haji Indonesia selalu mengalami peningkatan. Meskipun Indonesia memperoleh kuota haji dengan jumlah paling banyak diantara negara-negara penduduk muslim lainnya, akan tetapi waiting list tetap tidak bisa dihindari. Indonesia memperoleh kuota haji terbesar dibandingkan dengan negara muslim lainnya. Hal tersebut disampaikan oleh BPKHRI melalui akun Instagram resminya bahwa penentuan kuota haji ini mengacu pada kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 1987 di Amman, Jordania. Tentunya OKI berkoordinasi dengan pemerintah Arab Saudi dalam menentukan kuota haji untuk setiap negara.
Guna meminimalisir antrian waiting list yang semakin panjang, maka BPKH meluncurkan terobosan baru yakni Gerakan MINA (Mari Tunaikan Haji Selagi Muda) atau disebut juga sebagai Program Haji Muda. Gerakan MINA ini telah digulirkan sejak tahun 2018. Program haji muda ini merupakan gerakan nasional yang bertujuan agar dapat menumbuhkan keinginan menabung untuk biaya berhaji khususnya bagi kalangan generasi milenial untuk mendaftar haji diusia muda.
Dilansir dalam Berita Satu, Anggota Badan Pelaksana BPKH Ahmad Izkandar Zulkarnain mengatakan bahwa program haji muda ini digencarkan karena mengingat daftar tunggu yang semakin panjang, salah satu upaya yang dilakukan untuk menyukseskan program ini yakni bermitra dengan bank Muamalat, dengan hal ini Bank Muamalat diharapkan dapat menyokong aspek pembiayaan kepada calon jamaah haji muda seperti tabungan haji atau pengelolaan pembiayaan.
Dilansir dalam Berita Satu, Anggota Badan Pelaksana BPKH Ahmad Izkandar Zulkarnain mengatakan bahwa program haji muda ini digencarkan karena mengingat daftar tunggu yang semakin panjang, salah satu upaya yang dilakukan untuk menyukseskan program ini yakni bermitra dengan bank Muamalat, dengan hal ini Bank Muamalat diharapkan dapat menyokong aspek pembiayaan kepada calon jamaah haji muda seperti tabungan haji atau pengelolaan pembiayaan.
Untuk memaksimalkan program Mari Tunaikan Haji Selagi Muda (MINA), Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menggandeng para mitranya yaitu Bank Muamalat dan Principal Asset Manajemen untuk ikut berpartisipasi dalam mewujudkan program haji muda ini.
Dilansir dari Berita Satu, CEO Bank Muamalat Ahmad Gusna Permana, menjelaskan bahwa Bank Muamalat akan membantu memfasilitasi BPKH, hal tersebut bukan hanya himbauan saja akan tetapi Bank Muamalat juga akan memfasilitasinya secara konkrit dalam program haji muda ini. Bank Muamalat akan memfasilitasi dengan memberikan dua pilihan kepada para calon jamaah haji muda yakni apakah mereka akan memilih sistem menabung lalu setelah itu baru mendaftar, atau mendapat bantuan pinjaman dan langsung mendaftar pada saat itu.
Selain menggait mitra Bank Muamalat, BPKH juga menggandeng Principal Asset Manajemen untuk mengatur keuangan program haji muda. Dilansir dari Berita Satu, CEO Principal Asset manajemen Agung Budiono menjelaskan bahwa pihaknya akan membantu bagaimana cara investasi dalam program Haji Muda. Selain itu pihak mereka juga akan bersedia menjadi mesin BPKH dalam menjalankan program Haji Muda, salah satunya yakni dengan meluncurkan suatu aplikasi yang akan digunakan dalam program Haji Muda ini tentunya dengan atas nama BPKH.
Maka dengan hal ini, bekerja sama dengan pihak-pihak tersebut sangatlah menjadi keputusan yang tepat, karena pihak tersebut merupakan pihak yang memang handal dalam bidangnya masing-masing. Dengan menggait Bank Muamalat, dalam proses keuangan jamaah haji muda ini pun akan mampu terkelola dengan baik. Begitu juga dengan adanya mitra Principal Asset Manajemen, proses kegiatan dalam program haji muda mulai dari perencanaan, pengorganisasian, hingga tahap evaluasi nanti akan termanaj dengan baik.
Ibadah Haji sebagian besar 80% pelaksanaannya merupakan ibadah fisik. Oleh karena itu, gerakan program haji muda ini diselenggarakan bagi para generasi milenial untuk mewujudkan keinginan memenuhi rukun islam yang ke-5 yakmi beribadah haji, sehingga jika ia mampu berangkat diusia 25 tahun atau mendaftar di usia 25-30 tahun maka ia mampu berangkat pada usia 60 tahun. Hal tersebut tentu akan lebih produktif dalam mengerjakan rangkaian ibadah haji baik dari rukun, wajib, dan sunnah-sunnahnya.
Dalam program Haji Muda terdapat dua isu, yang mana isu yang pertama, memudakan para jamaah haji sehingga overhead cost akan jauh lebih murah karena para jamaah yang berangkat ibadah haji masih sehat dalam usia 40-50 tahun. Kedua, ditujukan kepada para pemuda yang sudah berpendapatan, dengan melakukan pendekatan kepada mereka yaitu dengan memberikan pilihan, apakah ingin menabung dengan jangka panjang berapa lama lalu setelah itu baru mendaftar haji, namun pada saat itu mereka tetap harus mengantri juga, atau mereka bisa mendapat bantuan terlebih dahulu dari Bank Muamalat untuk mendaftar haji sehingga mereka mendapatkan porsi.
Dengan itu, mereka yang memang sudah berpendapatan akan mengetahui bahwa ketika mereka mendaftar diusia 25-30 tahun, mereka akan berangkat ke Tanah Suci pada usia masih muda yakni 50 tahun, dalam keadaan fisik masih sehat dan ibadah pun akan berlansung secara produktif.
Untuk itu, mari kita generasi muda muslim mulai menyiapkan serta mewujudkan salah satu impian kita yakni menunaikan ibadah haji sejak dini, karena dengan adanya program haji muda ini yang memang telah mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, telah memudahkan bagi kita untuk menunaikan ibadah haji diusia muda.
Manfaat berhaji diusia muda kita bisa lebih optimal mengerjakan serangkaian ibadah didalamnya karena fisik yang masih prima.
Penulis: Ai Karmila Novianti (Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta)
Dimuat : Tanggal 16/01/2021