Haji merupakan kegiatan berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan memenuhi panggilan Allah SWT dengan mengharap ridho-Nya melalui ibadah atau amalan yang sudah ditentukan ketika sampai di tanah suci khususnya pada pelaksananan ibadah haji itu sendiri tepatnya di Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Ibadah haji ini wajib dilaksanakan bagi umat Islam yang mampu dan telah memenuhi syarat. Ibadah haji ini dilaksanakan pada bulan haji (Dzulhijjah), tepatnya ketika wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah), hari Nahr (10 Dzulhijjah), dan hari Tasyriq (11,12,13 Dzulhijjah).
Ibadah haji ini wajib dilaksanakan bagi umat Islam yang mampu dan telah memenuhi syarat. Ibadah haji ini dilaksanakan pada bulan haji (Dzulhijjah), tepatnya ketika wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah), hari Nahr (10 Dzulhijjah), dan hari Tasyriq (11,12,13 Dzulhijjah).
Syekh Muhammad Uwaidah mengatakan, dasar diwajibkan ibadah haji ini bersumber dari Al-Quran, hadits dan ijma. Salah satu dasar yang bersumber dari Alquran adalah firman Allah SWT QS Ali Imran ayat 97:
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
"Mengerjakan haji merupakan kewajiban hamba terhadap Allah yaitu bagi yang mampu mengadakan perjalanan ke baitullah. Barangsiapa mengingkarinya, maka sesungguhnya Allah Maha kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam.”
Jamaah haji yang masih merasa kesulitan dalam urutan dan pelaksanaan ibadah haji tidak perlu cemas karena ketika jamaah haji berada di Arafah, Muzdalifah dan Mina, jamaah haji mendapatkan pelayananan yang dikoordinasikan oleh organisasi yang bernama Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah, Mina atau biasa disebut Satop Armuzna yang dibagi menjadi tiga Satuan Tugas (Satgas) sesuan dengan tempat kerjanya masing-masing.
Di Arafah
Jamaah haji tiba di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk melaksanakan wukuf. Menurut istilah wukuf artinya berhenti atau berdiam diri di Arafah dalam keadaan ihram walau sejenak dimulai dari tergelincirnya matahari pada 9 Dzulhijjah (hari Arafah) sampai terbitnya matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah (hari Nahr). Wukuf di Arafah termasuk dalam rukun haji. Jamaah yang tidak mengerjakan wukuf di Arafah berarti tidak mengerjakan haji sesuai sabda Nabi SAW. HR. Abu Daud dari Abd. Al-Rahman bin Yu’mar al-Dailiy,
الحجُّ عرفةُ , فمن اَدْرَكَ لَيْلَةَ عرفةَ قبلَ طُلُوْعِ الفَجْرِ من ليلةِ جُمَعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّـهُ.
“Haji itu adalah Wukuf Di ‘Arafah, maka barangsiapa yang mengetahui (wukuf di ‘Arafah) pada malam ‘Arafah, hingga menjelang terbitnya Fajar dari malam berkumpulnya para jama’ah, maka sungguh hajinya telah sempurna.”
Wukuf di Arafah dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah ini. Hal yang harus dilakukan pada saat wukuf yakni; Sholat jama’ taqdim dan qashar Dzuhur-Ashar, berdoa, berzikir bersama, membaca Al-Qur’an, sholat jama’ taqdim dan qashar Maghrib-Isya. Kemudian ba’da maghrib ini jamaah dihimbau untuk bersiap-siap melanjutkan perjalanan menuju Muzdalifah
Di Muzdalifah
Setelah melakukan wukuf di Arafah jamaah melanjutkan perjalanan dengan mabit sesaat di Muzdalifah dari tengah malam hingga sebelum terbitnya fajar.mabit atau bermalam di Muzdalifah pada tanggal 10 Dzulhijjah ini hukumnya wajib. Pada saat mabit di Muzdalifah ini jamaah haji sebaiknya banyak membaca talbiyah, zikir, istighfar, berdoa dan membaca Al-Qur’an. Ketika jamaah turun dari bis, perlu mengambil batu kerikil sejumlah 49-70 butir untuk melempar Jumroh di Mina, kemudian melaksanakan sholat Subuh di awal waktu dan melanjutkan perjalanan menuju Mina.
Di Muzdalifah
Setelah melakukan wukuf di Arafah jamaah melanjutkan perjalanan dengan mabit sesaat di Muzdalifah dari tengah malam hingga sebelum terbitnya fajar.mabit atau bermalam di Muzdalifah pada tanggal 10 Dzulhijjah ini hukumnya wajib. Pada saat mabit di Muzdalifah ini jamaah haji sebaiknya banyak membaca talbiyah, zikir, istighfar, berdoa dan membaca Al-Qur’an. Ketika jamaah turun dari bis, perlu mengambil batu kerikil sejumlah 49-70 butir untuk melempar Jumroh di Mina, kemudian melaksanakan sholat Subuh di awal waktu dan melanjutkan perjalanan menuju Mina.
Di Mina
Sesampainya di Mina, jamaah diharapkan untuk masuk kedalam kemah dan beristirahat untuk persiapan melempar Jumrah Aqabah. Melontar Jumrah Aqobah dengan 7 butir kerikil. Kemudian jamaah dapat melaksanakan tahallul awal dengan mencukur rambut minimal 3 helai rambut, setelah itu kembali ke perkemahan untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk melempar.
Bagi jamaah haji yang ingin langsung melaksanakan thawaf ifadhah pada hari itu dapat langsung pergi ke Mekkah untuk thawaf dengan membaca talbiyah masuk ke Masjidil Haram melalui Baabussalam an melakukan thawaf. Thawaf dilakukan mengelilingi Baitullah sebanyak 7 kali putaran denganposisi Ka;bah berada di sebelah kiri, dimulai dari Hajar Aswad dan berkahir di Hajar Aswad.
Setelah melaksankan thawaf disunnahkan untuk mencium Hajar Aswad lalu sholat sunnah 2 rakaat di dekat makam Ibrahim, berdoa di Multazam, dan sholat 2 rakaat di Hijr Ismail. Kemudian melakukan Sa’I antara bukit Shafa dan Marwa.
Sesampainya di Mina, jamaah diharapkan untuk masuk kedalam kemah dan beristirahat untuk persiapan melempar Jumrah Aqabah. Melontar Jumrah Aqobah dengan 7 butir kerikil. Kemudian jamaah dapat melaksanakan tahallul awal dengan mencukur rambut minimal 3 helai rambut, setelah itu kembali ke perkemahan untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk melempar.
Bagi jamaah haji yang ingin langsung melaksanakan thawaf ifadhah pada hari itu dapat langsung pergi ke Mekkah untuk thawaf dengan membaca talbiyah masuk ke Masjidil Haram melalui Baabussalam an melakukan thawaf. Thawaf dilakukan mengelilingi Baitullah sebanyak 7 kali putaran denganposisi Ka;bah berada di sebelah kiri, dimulai dari Hajar Aswad dan berkahir di Hajar Aswad.
Setelah melaksankan thawaf disunnahkan untuk mencium Hajar Aswad lalu sholat sunnah 2 rakaat di dekat makam Ibrahim, berdoa di Multazam, dan sholat 2 rakaat di Hijr Ismail. Kemudian melakukan Sa’I antara bukit Shafa dan Marwa.
Menurut Imam Syafi’I, Maliki, dan Hambali, Sa’I adalah salah satu rukun haji yang harus dikerjakan oleh jamaah haji. Jika sesorang tidak mengerjakan Sa’I maka ibadah hajinya dianggap tidak sah. Setelah mengerjakan Sa’i, lanjut dengan tahalul kedua yaitu mencukur rambut dengan minimal 3 helai rambut, dengan demikian seluruh perbuatan yang dilarang selama ihram telah dihapus dan jamaah kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk mabit disana.
Mabit di Mina dilaksanakan pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah. Setiap siang pada hari Tasyrik itu melontar Jumrooh Ula, Wustho, dan Aqabah masing-masing 7 kali. bagi jamaah haji yang menginginkan nafar awal (meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah setelah jumroh sore), melontar jumroh dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja.
Namun bagi jamaah yang menginginkan nafar tsani atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah setelah jumroh sore) melontar jumroh dilakukan selama 3 hari (11,12 dan 13 Dzulhijjah). Dengan selesainya kegiatan melontar jumroh maka selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dan jamah haji diharapkan kembali ke Mekkah dengan menaiki bus yang telah disediakan oleh maktab.
Mabit di Mina dilaksanakan pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah. Setiap siang pada hari Tasyrik itu melontar Jumrooh Ula, Wustho, dan Aqabah masing-masing 7 kali. bagi jamaah haji yang menginginkan nafar awal (meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah setelah jumroh sore), melontar jumroh dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja.
Namun bagi jamaah yang menginginkan nafar tsani atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah setelah jumroh sore) melontar jumroh dilakukan selama 3 hari (11,12 dan 13 Dzulhijjah). Dengan selesainya kegiatan melontar jumroh maka selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dan jamah haji diharapkan kembali ke Mekkah dengan menaiki bus yang telah disediakan oleh maktab.
Penulis : Fauzlana Fitratunnisa (Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Dimuat : Tanggal, 23/01/2021