Tidak ada yang mengira sebelumnya bahwa nama pemuda desa ini kelak akan mendunia. Pemuda bernama lengkap Muhammad Khamim Setiawan yang baru berusia 29 tahun memberikan pelajaran tentang arti sebuah kegigihan dalam mentaati perintah Tuhan (Allah). Pemuda yang meraih gelar sarjana ekonomi di Universitas Negeri Semarang berangkat dari Pekalongan tanggal 28 Agustus 2016. Ia berjalan kaki menyusuri pulau Jawa, Sumatera lalu menyeberang ke Malaysia lalu berlanjut ke Thailand hingga terus menuju Arab Saudi
Berbekal basmallah demi mencari ridha Allah pemuda yang kerap berkeliling dan mabit di masjid-masjid besar pulau Jawa ini menempuh jarak hingga 9000 kilometer. Sesuai penanggalan di Indonesia Hari Raya Idul Adha di Saudi bertepatan pada tanggal 1 September 2017. Dan menurut pemberitaan media massa serta video call Khamim kepada keluarga ternyata pemuda Desa Rowokembu, Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ini ternyata tiba di Mekkah sebelum saatnya musim haji sehingga tidak terlambat untuk mengikuti ritual haji.
Berbagai keraguan dan dan pertanyaan masyarakat bermunculan mengenai peristiwa ini. Sebagian besar orang mempertanyakan fakta, motivasi dan meragukan kronologi mengapa dan bagaimana Khamim nekad berjalan kaki dari Pekalongan Jawa Tengah menuju Mekkah di Arab Saudi. Pertanyaan yang sering diajukan kepada keluarga Khamim adalah apakah Khamim benar-benar tiba di Mekkah dan beribadah haji sesuai rukun haji, apakah dia menyeberang menggunakan kapal laut, bagaimana ia bisa lolos pemeriksaan dokumen saat melintasi perbatasan setiap negara, apakah dia tidak pernah bertemu penjahat dan perampok? Bagaimana caranya mendapatkan pengobatan ketika sakit, apakah ia tidak kesulitan setiap kali tiba di negeri asing tanpa bekal bahasa lokal, hingga keraguan yang lebih cenderung pada hal negatif: jangan-jangan Khamim hanya mencari sensasi dan perjalanan ini hanya tipuan fantasi belaka.
Khamim menjawab keraguan masyarakat melalui posting gambar dan berita di akun facebooknya. Pada 19 Mei 2017 Khamim mengabarkan telah tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Pada saat itu Khamim menargetkan tiba di kota Mekkah tanggal 30 Agustus 2017 atau sebelum wukuf di Arafah. Ia juga menampilkan fotonya tengah berpakaian ihram berlatar belakang Kabah.
Kisah tekad Khamim berangkat haji dengan berjalan kaki ini juga menjadi sorotan media asing. Salah satu media asing yang memberitakan kisah Khamim, si jamaah haji dengan berjalan kaki ini adalah Malaysiandigest. Pemberitaan mengenai perjalanan Khamim dikupas dalam artikel “After Almost a Year, Man Who Walked Alone From Indonesia To Mecca has Made It To Dubai” dalam artikel ini diceritakan bahwa Khamim telah melalui berbagai cobaan selama perjalanan dan pengembaraannya menuju tanah suci.
Dikisahkan bahwa seorang saksi mata sekaligus narasumber menyatakan bahwa ayah kandung Khamim sendiri pun sempat meragukan kemampuan Khamim untuk menuntaskan misinya. Namun ketika Khamim telah sampai Dubai keraguan tersebut pun terjawab.
Media massa asing lain, Khaleej Times Dubai merilis artikel bertajuk “A Year-long Walk From Indonesia To Mekkah” yang mengungkapkan pengalaman dan perjalanan Khamim yang menakjubkan. Para pembaca artikel tersebut mengaku dibuat kagum oleh tekad kuat Khamim. Dalam surat kabar tersebut terdapat kalimat yang menggetarkan hati para pembacanya “Dia telah bepergian dengan sebuah cahaya di hatinya – memanggul satu ransel yang berhias bendera mini Indonesia dan mengenakan baju yang bertulis “Saya dalam perjalanan ke Mekkah dengan berjalan kaki”
Rute yang dilalui Khamim adalah:
Demikian kisah Pemuda Pekalongan Pergi Haji Berjalan Kaki. Semoga menginspirasi.
Baca Juga: Kisah 8 Muslim Inggris Pergi Haji Bersepeda
Berbagai keraguan dan dan pertanyaan masyarakat bermunculan mengenai peristiwa ini. Sebagian besar orang mempertanyakan fakta, motivasi dan meragukan kronologi mengapa dan bagaimana Khamim nekad berjalan kaki dari Pekalongan Jawa Tengah menuju Mekkah di Arab Saudi. Pertanyaan yang sering diajukan kepada keluarga Khamim adalah apakah Khamim benar-benar tiba di Mekkah dan beribadah haji sesuai rukun haji, apakah dia menyeberang menggunakan kapal laut, bagaimana ia bisa lolos pemeriksaan dokumen saat melintasi perbatasan setiap negara, apakah dia tidak pernah bertemu penjahat dan perampok? Bagaimana caranya mendapatkan pengobatan ketika sakit, apakah ia tidak kesulitan setiap kali tiba di negeri asing tanpa bekal bahasa lokal, hingga keraguan yang lebih cenderung pada hal negatif: jangan-jangan Khamim hanya mencari sensasi dan perjalanan ini hanya tipuan fantasi belaka.
Khamim menjawab keraguan masyarakat melalui posting gambar dan berita di akun facebooknya. Pada 19 Mei 2017 Khamim mengabarkan telah tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Pada saat itu Khamim menargetkan tiba di kota Mekkah tanggal 30 Agustus 2017 atau sebelum wukuf di Arafah. Ia juga menampilkan fotonya tengah berpakaian ihram berlatar belakang Kabah.
Kisah tekad Khamim berangkat haji dengan berjalan kaki ini juga menjadi sorotan media asing. Salah satu media asing yang memberitakan kisah Khamim, si jamaah haji dengan berjalan kaki ini adalah Malaysiandigest. Pemberitaan mengenai perjalanan Khamim dikupas dalam artikel “After Almost a Year, Man Who Walked Alone From Indonesia To Mecca has Made It To Dubai” dalam artikel ini diceritakan bahwa Khamim telah melalui berbagai cobaan selama perjalanan dan pengembaraannya menuju tanah suci.
Dikisahkan bahwa seorang saksi mata sekaligus narasumber menyatakan bahwa ayah kandung Khamim sendiri pun sempat meragukan kemampuan Khamim untuk menuntaskan misinya. Namun ketika Khamim telah sampai Dubai keraguan tersebut pun terjawab.
Media massa asing lain, Khaleej Times Dubai merilis artikel bertajuk “A Year-long Walk From Indonesia To Mekkah” yang mengungkapkan pengalaman dan perjalanan Khamim yang menakjubkan. Para pembaca artikel tersebut mengaku dibuat kagum oleh tekad kuat Khamim. Dalam surat kabar tersebut terdapat kalimat yang menggetarkan hati para pembacanya “Dia telah bepergian dengan sebuah cahaya di hatinya – memanggul satu ransel yang berhias bendera mini Indonesia dan mengenakan baju yang bertulis “Saya dalam perjalanan ke Mekkah dengan berjalan kaki”
Rute yang dilalui Khamim adalah:
- Pekalongan ke Merak sepanjang 490 km (jalur darat)
- Merak-Pelabuhan Bakahuni sepanjang 50 km (jalur laut)
- Bakahuni-Jambi-K. Tungkal sejauh 820 km (jalur darat)
- Jambi-Johor Baru (Malaysia) sejauh 200 km (lintas Laut)
- Johor Baru-Bukit Hitam (Malaysia) sejauh 844 km (jalur darat)
- Bukit Hitam-Bangkok-Pataya (Thailand)-Mae Sot (Myanmar) sejauh 1720 km (jalur darat)
- Mae Sot-Tamu Moreh (perbatasan Myanmar-India) sejauh 1300 km (jalur darat)
- Tamu Moreh-Lahore (India-Pakistan) sejauh 2800 km (jalur darat)
- Lahore-Karachi (Pakistan) sejauh 1.200 km (jalur darat)
- Karachi-Muscat sejauh 500 km (jalur laut)
- Muscat (Oman)-Sana'a (Yaman) sejauh 2.300 km (jalur darat)
- Sana'a-Mekkah (Saudi) sejauh 1.250 km (jalur darat)
Demikian kisah Pemuda Pekalongan Pergi Haji Berjalan Kaki. Semoga menginspirasi.
Baca Juga: Kisah 8 Muslim Inggris Pergi Haji Bersepeda