Coronavirus Disease 2019 atau yang biasa kita sebut COVID 19, menyebabkan banyak perubahan di berbagai bidang seperti Ekonomi, Sosial, Kesehatan atau Bidang lain nya. Perubahan tersebut berupa adaptasi yang di lakukan di dalam sistem, atau berupa perubahan nilai objek yang awalnya berkembang pesat menjadi terpuruk.
Salah satu contohnya yaitu para Pelaku usaha biro perjalanan haji dan umrah yang pada saat ini menjadi isu terhangat dikarenakan keberadaan mereka yang terancam oleh covid 19. Diungkapkan oleh CNN Indonesia, para pakar dan peneliti menghimbau untuk para pemilik usaha ini agar bersiap-siap berada pada kerugian bahkan kebangkrutan.
Menanggapi hal ini Pemerintah Republik Indonesia pun mencoba berbagai cara untuk menstabilkan keadaan dan sempat membuahkan hasil dengan kembali dibukanya umrah oleh Pemerintah Arab Saudi, pada 1 November 2020. Keputusan ini memberi izin kepada jemaah dari luar negaranya untuk menyelenggarakan umrah. Indonesia mendapat kehormatan menjadi yang pertama, selain Pakistan. Tetapi tak berselang lama otoritas Arab Saudi pun kembali menutup semua akses ke negaranya.
Dilansir oleh CNBC keputusan pemerintah kerajaan Arab Saudi yang berisi penghentian penerbangan internasional mulai Minggu 20 Desember 2020. Tak hanya penerbangan, akses darat ataupun laut pun ikut ditutup dengan ketentuan yang berlaku. Keputusan ini diambil oleh Arab Saudi tak lama setelah ditemukan nya varian virus corona baru yang terdeteksi di Inggris. Varian baru ini bermutasi virus kode VUI-202012/01 yang disebut menyebar lebih cepat dari mutasi yang sudah pernah ada sebelumnya.
Salah satu contohnya yaitu para Pelaku usaha biro perjalanan haji dan umrah yang pada saat ini menjadi isu terhangat dikarenakan keberadaan mereka yang terancam oleh covid 19. Diungkapkan oleh CNN Indonesia, para pakar dan peneliti menghimbau untuk para pemilik usaha ini agar bersiap-siap berada pada kerugian bahkan kebangkrutan.
Menanggapi hal ini Pemerintah Republik Indonesia pun mencoba berbagai cara untuk menstabilkan keadaan dan sempat membuahkan hasil dengan kembali dibukanya umrah oleh Pemerintah Arab Saudi, pada 1 November 2020. Keputusan ini memberi izin kepada jemaah dari luar negaranya untuk menyelenggarakan umrah. Indonesia mendapat kehormatan menjadi yang pertama, selain Pakistan. Tetapi tak berselang lama otoritas Arab Saudi pun kembali menutup semua akses ke negaranya.
Dilansir oleh CNBC keputusan pemerintah kerajaan Arab Saudi yang berisi penghentian penerbangan internasional mulai Minggu 20 Desember 2020. Tak hanya penerbangan, akses darat ataupun laut pun ikut ditutup dengan ketentuan yang berlaku. Keputusan ini diambil oleh Arab Saudi tak lama setelah ditemukan nya varian virus corona baru yang terdeteksi di Inggris. Varian baru ini bermutasi virus kode VUI-202012/01 yang disebut menyebar lebih cepat dari mutasi yang sudah pernah ada sebelumnya.
Seperti badai yang terus menghantam, keadaan ini membuat ibadah haji dan umrah semakin tersudut dalam jurang ketidakpastian. tidak hanya para Pelaku bisnis/ biro perjalanan haji umrah saja yang terkena dampak, tetapi para calon jemaah pun ikut terkena dampak, terlebih jika kita lihat aspek psikologis para jemaah lansia dimana waktu menjadi hal yang sangat berharga bagi mereka, karna waktu yang tak tersisa banyak membuat mereka menginginkan untuk mempercepat melakukan ibadah haji ataupun umrah. tetapi adanya corona ini membuat mereka seoalah berlomba dengan waktu dan kondisi fisik karena diharuskan untuk menunggu lebih lama lagi.
Di tengah semua kesemrawutan ini datanglah pemberitaan yang muncul bagai angin segar. Pemberitaan ini menyatakan bahwa Pemerintah Arab saudi kembali membuka penerbangan internasional dari dan ke negaranya pada tanggal 3 Januari 2020. Keputusan ini diberlakukan setelah penutupan yang dilakukan negara tersebut selama kurang lebih dua pekan sejak 20 Desember 2020. Informasi ini pertama kali dikemukakan oleh akun twitter @hsharafain.
Melalui website resminya yang menyebutkan penerbangan mulai dibuka kembali pukul 11.00 WIB, waktu setempat. Menyusul pencabutan dan pembukaan kembali penerbangan internasional, pihak Kerajaan Arab Saudi juga telah membuka kembali perbatasan darat dan lautnya untuk saat ini. Dengan arti lain ibadah umrah dapat kembali berjalan.
Tak sampai disana, kabar baik pun kembali disampaikan oleh Kemenag kepada para calon jemaah haji yang dilansir dalam website resmi Kemnetrian agama RI, Direktorat jendral haji dan umrah, bahwa Pemerintah telah menyiapkan 3 skenario pelaksanaan haji 2021 mendatang. Kabar ini menjadi jawaban terhadap banyaknya keraguan jemaah atas kepastian keberangkatan haji di tahun 2021.
Kebijakan itu berisikan 3 Skenario dimana skenario pertama, berangkat dengan kuota normal. Skenario kedua, berangkat dengan kuota 50 persen. Dan skenario ketiga, batal kembali tidak memberangkatkan jemaah seperti tahun sebelum nya. Dan Terkait dengan tiga skenario ini, pemerintah menyatakan, sudah sangat siap untuk menjalankannya. Dan selanjutnya adalah menyiapkan masyarakat agar siap menjalani 3 skenario ini.
Kedua kabar baik tersebut dilengkapi dengan perkembangan baik dari Vaksin di kedua negara tersebut. baik di Indonesia ataupun di negara Arab saudi. Di Indonesia sendiri sebanyak 1,2 juta dosis vaksin yang dipesan bernama Sinovac sudah tiba di Tanah Air sejak 6 Desember 2020.
Walau prioritas pemberian pertama adalah para tenaga kesehatan, tetapi pemerintah menjamin bahwa seluruh masyarakat akan mendapatkan vaksinasi secara gratis. Dan terhitung pertanggal 31 Desember 2020 sudah ada 3 juta dosis vaksin yang tiba di Indonesia. Semua vaksin ini selanjutnya akan menjalani uji klinis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sama hal nya dengan Indonesia, Arab Saudi pun telah memulai pemberlakuan Vaksin guna memberantas Corona.
Dilansir oleh Arab saudi, bahwa Suntikan vaksin pertama Arab Saudi di berikan kepada Menteri Kesehatan mereka yaitu Dr Tawfiq Al-Rabiah pada tanggal 17 Desember 2020. Pemberian vaksin di arab saudi bersifat tidak wajib atau opsional dan juga diberikan secara gratis oleh pemerintah.
Vaksinasi di Arab Saudi sendiri pun akan diberikan dalam tiga tahap, Tahap pertama Mencangkup warga negara dan ekspatriat yang berusia di atas 65 tahun, tenaga kesehatan dan tenaga profesional lain yang rentan terhadap infeksi serta orang-orang obesitas, mereka yang memiliki defisiensi imun, dan pasien yang menderita dua atau lebih penyakit kronis.Tahap kedua Mencangkup semua kategori warga negara dan ekspatriat yang berusia di atas 50 tahun. Dan Tahap ketiga Mencangkup semua warga negara dan ekspatriat yang ingin menerima vaksin.
Semua berita baik di paruh pertama tahun 2021 ini, tentu sangat menjadi angin segar bagi siapapun. Terutama pihak-pihak yang terjun dalam kegiatan ibadah haji dan umrah baik bagi para jemaah, pelaksana biro/ travel dan terutama bagi pemerintah sendiri, karena dengan demikian pemerintah pun dapat melanjutkan waiting list dari keseluruhan pendaftar yang ada.
Walau sejatinya ibdah haji dan umrah belum dapat kembali normal akan tetapi keadaan semua ini membuat semua aspek tersebut setidaknya bergerak memulihkan keterpurukan. Dan tentunya Semua pergerekan yang dilakukan tetap harus diimbangi dengan pengetahuan dari segala pihak agar dapat menyesuaikan dengan protokol kesehatan yang ada.
Penulis : Sonya Novana (Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta)
Dimuat : 05/01/2021
Vaksinasi di Arab Saudi sendiri pun akan diberikan dalam tiga tahap, Tahap pertama Mencangkup warga negara dan ekspatriat yang berusia di atas 65 tahun, tenaga kesehatan dan tenaga profesional lain yang rentan terhadap infeksi serta orang-orang obesitas, mereka yang memiliki defisiensi imun, dan pasien yang menderita dua atau lebih penyakit kronis.Tahap kedua Mencangkup semua kategori warga negara dan ekspatriat yang berusia di atas 50 tahun. Dan Tahap ketiga Mencangkup semua warga negara dan ekspatriat yang ingin menerima vaksin.
Semua berita baik di paruh pertama tahun 2021 ini, tentu sangat menjadi angin segar bagi siapapun. Terutama pihak-pihak yang terjun dalam kegiatan ibadah haji dan umrah baik bagi para jemaah, pelaksana biro/ travel dan terutama bagi pemerintah sendiri, karena dengan demikian pemerintah pun dapat melanjutkan waiting list dari keseluruhan pendaftar yang ada.
Walau sejatinya ibdah haji dan umrah belum dapat kembali normal akan tetapi keadaan semua ini membuat semua aspek tersebut setidaknya bergerak memulihkan keterpurukan. Dan tentunya Semua pergerekan yang dilakukan tetap harus diimbangi dengan pengetahuan dari segala pihak agar dapat menyesuaikan dengan protokol kesehatan yang ada.
Penulis : Sonya Novana (Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta)
Dimuat : 05/01/2021